Monday, December 10, 2018

Belajar Matematika ga Perlu Sekolah

Eiittss jangan marah dulu nih, bukannya saya mengajak kalian untuk tidak usah sekolah


Sekolah itu merupakan hak dan kewajiban bagi setiap anak, dari sekolah banyak hal yang dapat dipelajari, mulai dari hal yang bersifat akademik dan non akademik. Sekolah itu bukan hanya sekedar belajar di sekolah pulang sekolah lalu tidak belajar lagi di rumah.  Sekolah tempat kita mendapatkan ilmu pendidikan, melalui sekolah banyak ilmu yang kita dapatkan, akan tetapi ilmu tersebut tidak bermanfaat jika kita hanya mengandalkan belajar saat di sekolah dan tidak mengaplikasikannya di rumah, seperti belajar kembali apa yang telah dipelajari di sekolah, latihan soal-soal, mencari tau hal yang masih belum dipahami saat belajar di sekolah. Ini bertujuan agar ilmu yang didapatkan dari sekolah tidak sia-sia dan dapat berguna untuk kedepannya.

Salah satu yang pelajaran yang ada di sekolah yakni  pelajaran matematika, matematika merupakan pelajaran wajib yang ada saat sekolah dasar hingga sekolah menengah, Kharisma (2018:35) menjelaskan bahwa matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peran dalam proses kehidupan, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kenapa sih kita harus belajar matematika? Karena secara tidak sadar, setiap hari kita melibatkan ilmu matematika, walaupun misalnya hanya menghitung duit jajan perbulan, belanja perbulan, dan lain-lain, itu juga menggunakan ilmu matematika. Adapun kompetensi atau kemampuan yang menurut De Lange (2004:12) dalam Shadiq (2008:7) harus dipelajari dan dikuasai para siswa selama proses pembelajaran matematika di kelas adalah:
  1. Berpikir dan bernalar secara matematis (mathematical thinking and reasoning)
  2. Berargumentasi secara matematis (mathematical argumentation). Dalam arti memahami pembuktian, mengetahui bagaimana membuktikan, mengikuti dan menilai rangkaian argumentasi, memiliki kemampuan menggunakan heuristics (strategi), dan menyusun argumentasi.
  3. Berkomunikasi secara matematis (mathematical communication). Dapat menyatakan pendapat dan ide secara lisan, tulisan, maupun bentuk lain serta mempu memahami pendapat dan ide orang lain.
  4. Pemodelan (modelling). Menyusun model matematika dari suatu keadaan atau situasi, menginterpretasi model matematika dalam konteks lain atau pada kenyataan sesungguhnya, bekerja dengan model-model, memvalidasi model, serta menilai model matematika yang sudah disusun.
  5. Penyusunan dan pemecahan masalah (problem posing and solving). Menyusun, memformulasi, mendefinisikan, dan memecahkan masalah dengan berbagai cara.
  6. Representasi (representation). Membuat, mengartikan, mengubah, membedakan, dan menginterpretasi representasi dan bentuk matematika lain; serta memahami hubungan antar bentuk atau representasi tersebut.
  7. Simbol (symbols). Menggunakan bahasa dan operasi yang menggunakan simbol baik formal maupun teknis.
  8. Alat dan teknologi (tools and technology). Menggunakan alat bantu dan alat ukur, termasuk menggunakan dan mengaplikasikan teknologi jika diperlukan.


Shadiq (2008:7) mengemukakan bahwa kedelapan kompetensi yang ditawarkan De Lange di atas menunjukkan pentingnya mempelajari matematika dalam menata kemampuan berpikir para siswa, bernalar, memecahkan masalah, berkomunikasi, mengaitkan materi matematika dengan keadaan sesungguhnya, serta mampu menggunakan dan memanfaatkan teknologi.

Tujuan dari pembelajaran matematika SD, SMP, SMA, dan SMK yang dikemukakan oleh Depdiknas (2006:388) dalam Shadiq (2008:8) adalah sebagai berikut :
  1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
  2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
  3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
  4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
  5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam  mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.


Mempelajari matematika tidak hanya memahami rumus dan cara pengerjaan soal saja, tetapi siswa harus memahami konsep agar saat diberi soal dengan model yang berbeda siswa tetap bisa mengerjakannya. siswa dapat membangun sendiri konsep dengan pengalamannya atau bertanya langsung dengan guru pada saat proses pembelajaran di kelas. Namun, sangat di sayangkan pada saat proses pembelajaran siswa banyak yang tidak mau bertanya, saat guru bertanya siswa terkadang hanya diam atau menjawab “tidak ada pertanyaan, sudah paham semua”, saat diberi soal yang sesuai dengan contoh, siswa masih bisa mengerjakannya, akan tetapi jika model soalnya berbeda padahal dengan masih pada materi yang sama kebanyakan dari siswa tidak bisa menjawabnya. Hanya sebagian kecil siswa yang benar-benar paham materi dan yang lainnya tidak paham. Hal ini dikarenakan siswa malu bertanya, permasalahan ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arifin, dkk (2017:4) Guru mengatakan bahwa selama menjelaskan materi, tidak lebih dari 3 orang siswa yang bertanya, bahkan sering tidak ada pertanyaan yang diajukan siswa. Tidak semua siswa yang malu bertanya itu karena dia tidak ada keinginan belajar matematika, ada juga siswa yang ingin belajar, tetapi ia malu bertanya dan takut hal yang akan ia tanyakan itu salah.

Untuk mengatasi hal tersebut, siswa mempunyai alternatif lain, yaitu belajar dirumah, dan mencari tau melalui buku atau internet tentang apa yang tidak dipahami saat belajar matematika di sekolah. Saat belajar dirumah siswa akan lebih leluas dalam mencari tau tentang materi yang belum dipahami dan siswa tidak akan malu, karena siswa berusaha sendiri untuk belajar di rumah melalui buku atau internet. Siswa yang lebih rajin belajar dan terus mengasah otaknya baik saat pembelajaran di sekolah maupun di rumah akan lebih mahir matematika dibandingkan dengan siswa yang hanya mengandalkan belajar di sekolah.

Pada zaman sekarang, sebagian besar siswa paham akan penggunaan internet.  Internet sudah menjadi teman bagi para siswa zaman sekarang. Siswa lebih senang mencari apa yang ia tidak ketahui melalui internet, karena lebih simpel. Melalui internet jika siswa menuliskan soal yang mereka tidak mengerti cara pengerjaannya maka akan muncul jawaban beserta caranya, atau saat siswa tidak paham materi, siswa bisa mencarinya di internet seperti di blog atau youtube. Dengan internet, siswa mempunyai tambahan sumber belajar, dan belajar melalui internet ini sangat cocok untuk siswa yang notabennya adalah pemalu, yang ingin bisa paham materi tapi saat tidak paham materi malu bertanya dengan guru. Sehingga dengan adanya blog-blog serta youtube dengan konten materi matematika sangat membantu siswa dalam belajar.

Blog yang menyediakan tentang materi matematika serta penjelasan pengerjaan soal sangat dibutuhkan agar memudahkan siswa dalam belajar di luar jam sekolah. Misalnya siswa kelas X yang mempelajari matematika materi fungsi logaritma, siswa malu bertanya dengan gurunya tetapi ingin paham materi fungsi logaritma, siswa bisa mencarinya melalui internet tentang fungsi logaritma, mulai dari materi sampai contoh soal dan cara pengerjaannya agar siswa lebih paham. Contohnya pada blog mahir matematika ini, siswa bisa belajar mandiri dirumah dengan memanfaatkan blog yang telah berisi  materi-materi matematika dan bukan hanya materi saja, terdapat contoh soal dan cara pengerjaannya, sehingga siswa lebih mudah dalam belajar secara mandiri.

Jadi, dari apa yang telah saya bahas dapat disimpulkan bahwa sekolah itu penting, jangan karena baru membaca judul artikel ini kalian jadi tidak mau sekolah. Salah satu pelajaran di sekolah yakni pelajaran matematika, di sekolah  kalian akan membahas mengenai materi matematika sesuai jenjangnya masing-masing, dan jika malu bertanya kalian bisa mencari di internet, jadi tidak ada alasan untuk tidak mau belajar dengan alasan “tidak berani bertanya saat belajar matematika di sekolah”. Matematika merupakan ilmu yang kita gunakan setiap hari, jadi kita juga harus paham dasar-dasar tentang pelajaran matematika. Adapun kompetensi atau kemampuan yang harus dipelajari dan dikuasai para siswa selama proses pembelajaran matematika di kelas, yaitu berpikir secara matematis, berargumentasi secara matematis, berkomunikasi secara matematis, pemodelan, pemecahan masalah, represantasi, penggunaan simbol matematika, dan dapat menggunakan alat bantu atau alat ukur.


Ini alasan saya membuat blog mengenai materi matematika, saya berharap dengan adanya blog ini dapat membantu siswa yang ingin mahir matematika tapi malu bertanya, dan alasan saya membuat artikel “kenapa kalau mau belajar matematika ga perlu sekolah, maksudnya kita juga bisa belajar matematika melalui internet, bukan hanya di sekolah saja, jadi bukan alasan kalau misalnya kamu ga paham materi saat belajar disekolah, membuat kamu jadi malas untuk memahami materi matematika.

Sumber :

Arifin, J., Siregar, S. N. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII-5 SMP Negeri 6 Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 4(1), 1-15

Kharisma, J.Y., & Asman A. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Masalah Berorientasi Pada Kemampuan Pemecahan Masalah. 

Shadiq, Fajar. (2008). Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?

Monday, November 12, 2018

Perkenalan Blog

Halo semuanya, selamat datang di blog "Mahir Matematika", disini akan di post tentang materi-materi matematika yang ingin kalian ketahui, pantau terus ya blog ini, thanks