Sekolah itu merupakan
hak dan kewajiban bagi setiap anak, dari sekolah banyak hal yang dapat
dipelajari, mulai dari hal yang bersifat akademik dan non akademik. Sekolah itu
bukan hanya sekedar belajar di sekolah pulang sekolah lalu tidak belajar lagi
di rumah. Sekolah tempat kita
mendapatkan ilmu pendidikan, melalui sekolah banyak ilmu yang kita dapatkan,
akan tetapi ilmu tersebut tidak bermanfaat jika kita hanya mengandalkan belajar
saat di sekolah dan tidak mengaplikasikannya di rumah, seperti belajar kembali
apa yang telah dipelajari di sekolah, latihan soal-soal, mencari tau hal yang
masih belum dipahami saat belajar di sekolah. Ini bertujuan agar ilmu yang
didapatkan dari sekolah tidak sia-sia dan dapat berguna untuk kedepannya.
Salah satu yang pelajaran
yang ada di sekolah yakni pelajaran
matematika, matematika merupakan pelajaran wajib yang ada saat sekolah dasar
hingga sekolah menengah, Kharisma
(2018:35) menjelaskan bahwa matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peran
dalam proses kehidupan, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif,
serta kemampuan bekerjasama. Kenapa sih kita harus belajar matematika? Karena secara
tidak sadar, setiap hari kita melibatkan ilmu matematika, walaupun misalnya
hanya menghitung duit jajan perbulan, belanja perbulan, dan lain-lain, itu juga
menggunakan ilmu matematika. Adapun kompetensi atau kemampuan yang menurut De
Lange (2004:12) dalam Shadiq (2008:7) harus dipelajari dan dikuasai para siswa
selama proses pembelajaran matematika di kelas adalah:
- Berpikir dan bernalar secara matematis (mathematical thinking and reasoning)
- Berargumentasi secara matematis (mathematical argumentation). Dalam arti memahami pembuktian, mengetahui bagaimana membuktikan, mengikuti dan menilai rangkaian argumentasi, memiliki kemampuan menggunakan heuristics (strategi), dan menyusun argumentasi.
- Berkomunikasi secara matematis (mathematical communication). Dapat menyatakan pendapat dan ide secara lisan, tulisan, maupun bentuk lain serta mempu memahami pendapat dan ide orang lain.
- Pemodelan (modelling). Menyusun model matematika dari suatu keadaan atau situasi, menginterpretasi model matematika dalam konteks lain atau pada kenyataan sesungguhnya, bekerja dengan model-model, memvalidasi model, serta menilai model matematika yang sudah disusun.
- Penyusunan dan pemecahan masalah (problem posing and solving). Menyusun, memformulasi, mendefinisikan, dan memecahkan masalah dengan berbagai cara.
- Representasi (representation). Membuat, mengartikan, mengubah, membedakan, dan menginterpretasi representasi dan bentuk matematika lain; serta memahami hubungan antar bentuk atau representasi tersebut.
- Simbol (symbols). Menggunakan bahasa dan operasi yang menggunakan simbol baik formal maupun teknis.
- Alat dan teknologi (tools and technology). Menggunakan alat bantu dan alat ukur, termasuk menggunakan dan mengaplikasikan teknologi jika diperlukan.
Shadiq (2008:7)
mengemukakan bahwa kedelapan kompetensi yang ditawarkan De Lange di atas menunjukkan
pentingnya mempelajari matematika dalam menata kemampuan berpikir para siswa,
bernalar, memecahkan masalah, berkomunikasi, mengaitkan materi matematika
dengan keadaan sesungguhnya, serta mampu menggunakan dan memanfaatkan
teknologi.
Tujuan dari
pembelajaran matematika SD, SMP, SMA, dan SMK yang dikemukakan oleh Depdiknas
(2006:388) dalam Shadiq (2008:8) adalah sebagai berikut :
- Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
- Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
- Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
- Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
- Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Mempelajari matematika
tidak hanya memahami rumus dan cara pengerjaan soal saja, tetapi siswa harus
memahami konsep agar saat diberi soal dengan model yang berbeda siswa tetap
bisa mengerjakannya. siswa dapat membangun sendiri konsep dengan pengalamannya
atau bertanya langsung dengan guru pada saat proses pembelajaran di kelas. Namun,
sangat di sayangkan pada saat proses pembelajaran siswa banyak yang tidak mau
bertanya, saat guru bertanya siswa terkadang hanya diam atau menjawab “tidak
ada pertanyaan, sudah paham semua”, saat diberi soal yang sesuai dengan contoh,
siswa masih bisa mengerjakannya, akan tetapi jika model soalnya berbeda padahal
dengan masih pada materi yang sama kebanyakan dari siswa tidak bisa
menjawabnya. Hanya sebagian kecil siswa yang benar-benar paham materi dan yang
lainnya tidak paham. Hal ini dikarenakan siswa malu bertanya, permasalahan ini
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arifin, dkk (2017:4) Guru mengatakan bahwa
selama menjelaskan materi, tidak lebih dari 3 orang siswa yang bertanya, bahkan
sering tidak ada pertanyaan yang diajukan siswa. Tidak semua siswa yang malu
bertanya itu karena dia tidak ada keinginan belajar matematika, ada juga siswa
yang ingin belajar, tetapi ia malu bertanya dan takut hal yang akan ia tanyakan
itu salah.
Untuk mengatasi hal
tersebut, siswa mempunyai alternatif lain, yaitu belajar dirumah, dan mencari
tau melalui buku atau internet tentang apa yang tidak dipahami saat belajar
matematika di sekolah. Saat belajar dirumah siswa akan lebih leluas dalam
mencari tau tentang materi yang belum dipahami dan siswa tidak akan malu,
karena siswa berusaha sendiri untuk belajar di rumah melalui buku atau
internet. Siswa yang lebih rajin belajar dan terus mengasah otaknya baik saat
pembelajaran di sekolah maupun di rumah akan lebih mahir matematika
dibandingkan dengan siswa yang hanya mengandalkan belajar di sekolah.
Pada zaman sekarang, sebagian
besar siswa paham akan penggunaan internet. Internet sudah menjadi teman bagi para siswa
zaman sekarang. Siswa lebih senang mencari apa yang ia tidak ketahui melalui
internet, karena lebih simpel. Melalui internet jika siswa menuliskan soal yang
mereka tidak mengerti cara pengerjaannya maka akan muncul jawaban beserta
caranya, atau saat siswa tidak paham materi, siswa bisa mencarinya di internet
seperti di blog atau youtube. Dengan internet, siswa mempunyai tambahan sumber
belajar, dan belajar melalui internet ini sangat cocok untuk siswa yang
notabennya adalah pemalu, yang ingin bisa paham materi tapi saat tidak paham
materi malu bertanya dengan guru. Sehingga dengan adanya blog-blog serta
youtube dengan konten materi matematika sangat membantu siswa dalam belajar.
Blog yang
menyediakan tentang materi matematika serta penjelasan pengerjaan soal sangat
dibutuhkan agar memudahkan siswa dalam belajar di luar jam sekolah. Misalnya siswa
kelas X yang mempelajari matematika materi fungsi logaritma, siswa malu
bertanya dengan gurunya tetapi ingin paham materi fungsi logaritma, siswa bisa
mencarinya melalui internet tentang fungsi logaritma, mulai dari materi sampai
contoh soal dan cara pengerjaannya agar siswa lebih paham. Contohnya pada blog
mahir matematika ini, siswa bisa belajar mandiri dirumah dengan memanfaatkan
blog yang telah berisi materi-materi
matematika dan bukan hanya materi saja, terdapat contoh soal dan cara pengerjaannya,
sehingga siswa lebih mudah dalam belajar secara mandiri.
Jadi, dari apa yang
telah saya bahas dapat disimpulkan bahwa sekolah itu penting, jangan karena
baru membaca judul artikel ini kalian jadi tidak mau sekolah. Salah satu
pelajaran di sekolah yakni pelajaran matematika, di sekolah kalian akan membahas mengenai materi
matematika sesuai jenjangnya masing-masing, dan jika malu bertanya kalian bisa
mencari di internet, jadi tidak ada alasan untuk tidak mau belajar dengan
alasan “tidak berani bertanya saat belajar matematika di sekolah”. Matematika
merupakan ilmu yang kita gunakan setiap hari, jadi kita juga harus paham
dasar-dasar tentang pelajaran matematika. Adapun kompetensi atau kemampuan yang
harus dipelajari dan dikuasai para siswa selama proses pembelajaran matematika
di kelas, yaitu berpikir secara matematis, berargumentasi secara matematis,
berkomunikasi secara matematis, pemodelan, pemecahan masalah, represantasi,
penggunaan simbol matematika, dan dapat menggunakan alat bantu atau alat ukur.
Ini alasan saya membuat
blog mengenai materi matematika, saya berharap dengan adanya blog ini dapat
membantu siswa yang ingin mahir matematika tapi malu bertanya, dan alasan saya
membuat artikel “kenapa kalau mau belajar matematika ga perlu sekolah,
maksudnya kita juga bisa belajar matematika melalui internet, bukan hanya di
sekolah saja, jadi bukan alasan kalau misalnya kamu ga paham materi saat
belajar disekolah, membuat kamu jadi malas untuk memahami materi matematika.
Sumber :
Arifin, J., Siregar, S. N. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII-5 SMP Negeri 6 Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 4(1), 1-15
Kharisma, J.Y., & Asman A. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Masalah Berorientasi Pada Kemampuan Pemecahan Masalah.
Shadiq, Fajar. (2008). Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?
No comments:
Post a Comment